Yogyakarta (ANTARA News) - Pelanggaran hak cipta software
komputer di Indonesia masih tinggi dan bentuknya pun beragam, kata
Sekjen Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan, Justisiari P Kesumah, Senin.
Pelanggaran yang terjadi seperti perbanyakan secara ilegal, penggunaan software tanpa lisensi oleh individu dan perushaaan untuk kegiatan komersial, juga pemasangan software tanpa lisensi oleh penjual hardware.
"Berdasarkan International Data Cooperation (IDC) yang disiarkan pada
April 2012, Indonesia masih menempati peringkat ke-11 dengan jumlah
peredaran software bajakan
sebesar 86 persen, dengan nilai kerugian 1,46 miliar dolar AS atau
Rp12,8 triliun," katanya dalam acara sosialisasi "Program Mal IT Bersih"
di Yogyakarta.
Ia mengatakan tingginya angka pembajakan itu
berdampak negatif terhadap negara, antara lain berkurangnya potensi
penerimaan negara di sektor pajak, hilangnya peluang kerja, berkurangnya
kreativitas membuat software sendiri, serta menurunnya daya saing bagi industri kreatif di Indonesia.
Guna
mengantisipasi pelanggaran ini, Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan
(MIAP) bekerja sama dengan Mabes Polri dan Ditjen Hak Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan HAM menggelar "Program Mal IT Bersih"
dari pembajakan software.
Program
ini diselenggaran Juli hingga November 2012 di beberapa kota besar di
Indonesia, antara lain Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan
dan Makassar.
Sementara itu, Direktur Penyidikan Ditjen Hak Kekayaan Intelektual
Kementerian Hukum dan HAM Muhammad Adri mengatakan pelanggaran hak cipta
software berada pada taraf yang meresahkan.
"Pelanggaran hak cipta ini tidak saja menimbulkan kerugian
finansial, tetapi juga menurunkan kreativitas, dan menurunkan
kepercayaan dari negara-negara produsen," katanya.
Sumber
Minggu, 15 Juli 2012
Minggu, 08 Juli 2012
Siap-siap Jelang Kiamat Internet
Tapi, sejumlah penjahat telah menginfeksi dunia cyber dengan malware bernama DNSChanger. Virus ini memungkinkan penjahat dunia maya bisa mengendalikan server DNS. Akibatnya pencoleng jagat cyber ini bisa mengacaukan akses Internet pemilik komputer dan membahayakan interaksi antarkomputer yang telah terinfeksi.
Namun tenang ada cara untuk mengecek penyebaran serangan ini. Pertama bukalah situs www.dns-ok.us. Laman ini akan menunjukkan apakah komputer terjangkit malware. Jika tertulis DNS Resolution = Green, berarti komputer aman. Tapi jika DNS Resolution berwarna merah, hati-hati itu indikator awal terinfeksi.
Tak hanya situs www.dns-ok.us, Google pun membuat sebuah aplikasi yang memperingatkan ancaman ini. Mesin pencari raksasa ini akan menampilkan peringatan bagi komputer yang terindikasi kena malware jika membuka google.com. Dalam peringatan tersebut, Google juga menambahkan tautan untuk menghapus serangan malware.
Google memprediksi sekitar 500 ribu lebih komputer sudah terinfeksi DNSChanger Trojan. Sejumlah ahli keamanan komputer sebenarnya sudah memenangkan gugatan tentang akses pengendalian infrastruktur yang dikelola para peretas trojan itu. Sayangnya kemenangan mereka tahun lalu itu tidak diikuti dengan izin mematikan infrastruktur menjelang kiamat Internet, 9 Juli 2012.
Pada Maret 2012, FBI telah mendapatkan izin dari pengadilan untuk membiarkan server membersihkan DNS mereka sendiri. Solusi ini bersifat sementara karena mengizinkan korban untuk membersihkan DNS mereka dan mengembalikan ke pengaturan normal DNS. Tapi hanya sampai 9 Juli 2012, komputer yang masih terinfeksi DNSChanger tetap akan menerima kiamat Internet.
Sumber
Jumat, 06 Juli 2012
Keterlaluan! Orang Utan Pun Merokok!
Keterlaluan. Indonesia sebagai satu dari
sedikit negara di dunia yang tidak mengatur penjualan rokok, sungguh
keterlaluan. Sebanyak 60% laki-laki Indonesia adalah perokok, atau 30%
dari seluruh penduduk. Ada tindakan tak pantas dilakukan para perokok
pengunjung Taman Jurug Solo. Memberi orang utan rokok!
Tori, orang utan penghuni Taman Kebun
Binatang Jurug, memiliki kebiasaan memprihatinkan. Kebiasaan unik ini
rupanya sejalan dengan kebiasaan kebanyakan manusia Indonesia. Merokok.
Menurut pejabat Kebun Binatang yang mengasuh Tori, kebiasaan ini dimulai
ketika para pengunjung memberi makan. Bukan hanya makanan yang
diberikan. Tori sudah terbiasa merokok sejak sepuluh tahun lalu.
Ternyata rokok yang sudah disulut pun
dilemparkan ke kandang Tori. Keisengan pada Tori oleh para perokok tak
bertanggung jawab ini untuk menonton Tori mengisap rokok, lalu
menghembuskan asap. Lama-kelamaan kebiasaan ini secara berantai menjadi
berita menarik di Jurug. Kebiasaan merokok ini sama dengan fenomena
banyak anak balita dan di bawah usia 17, 15, 12, 10 tahun merokok.
Para perokok mungkin berpikir bahwa
memberi Tori rokok sama dengan mendidik anak-anak mereka merokok. Sangat
disayangkan tingkah laku para perokok di Kebun Binatang milik
pemerintah Kota Solo.
Keprihatinan para penjaga kebun binatang
akhirnya membuat petugas untuk mengasingkan Tori ke pulau buatan di
tengah taman itu. Ini untuk menghindari sakit bagi empat orang utan
lain di sana. Kepala Kebun Binatang Jurug, Lili Krisnanto berencana
mengisolasi Tori untuk kesehatannya.
Memang perokok sudah kehilangan peri
kehewanan dan kemanusiaannya. Mudah-mudahan UU Kesehatan segera
diundangkan dan rokok dilarang dan dikontrol secara ketat!
Sumber : http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/07/06/keterlaluan-orang-utan-pun-merokok/
Selasa, 03 Juli 2012
Ponsel Pintar di Indonesia Cuma untuk SMS dan Media Sosial
Fungsi smartphone seharusnya bisa dimaksimalkan untuk kebutuhan internet. Namun di Indonesia, smartphone masih digunakan untuk pesan singkat (SMS) dan mengakses situs jejaring sosial.
Regional Head of ConsumerLab Ericsson Southeast Asia and Oceania, Vishnu Singh menjelaskan kecenderungan pemakaian smartphone di Indonesia dan di negara lain berbeda.
"Penggunaan smartphone di Indonesia masih didominasi untuk SMS dan social media. Sementara pasar lain justru sudah mengarah ke penggunaan aplikasi," kata Singh selepas konferensi pers di ajang International Communication Conference (ICC) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/6/2012).
Lebih jauh Singh menuturkan bahwa penggunaan smartphone di Indonesia hanya digunakan untuk media sosial (66 persen), browsing internet (54 persen), pesan instan/instant messaging (37 persen), menonton video (21 persen) dan download aplikasi (19 persen).
Sementara feature phone lebih banyak digunakan untuk media sosial (14 persen), browsing internet (9 persen), pesan instan/instant messaging (5 persen), menonton video (2 persen), dan download aplikasi (4 persen).
"Penggunaan smartphone yang meningkat juga memicu penggunaan fitur pesan, khususnya pengguna BlackBerry," tambahnya.
Khusus di pesan instan, pengguna smartphone cenderung memakai situs jejaring sosial, terutama Twitter. Namun pesan yang lain, terutama email juga turut mendominasi.
Efeknya penggunaan telepon justru menurun. Begitu juga SMS berbasis teks juga sudah mulai menurun, dan beralih ke pesan instan.
Dengan penggunaan social media yang meningkat, maka kecenderungan untuk permintaan jaringan internet yang cepat juga akan meningkat. Oleh karena itu, operator di tanah air juga mewaspadai tren penggunaan data yang meningkat dengan merilis paket data.
"Pemakaian social media yang meningkat ini juga akan menyebabkan penggunaan jumlah smartphone di tanah air bisa meningkat tiga kali lipat dalam setahun mendatang," tambahnya.
Di sisi lain, para operator juga harus belajar dari negara lain khususnya penggunaan dan memaksimalkan frekuensi 3G dan 4G atau Long Term Evolution (LTE). Hal itu untuk mendukung pertumbuhan pengguna data yang terus meningkat.
Strategic Marketing Manager Ericsson Southeast Asia and Oceania, Warren Chaisatien menjelaskan operator di Indonesia bisa belajar tentang pengalaman sukses refarming spektrum LTE dari Australia.
Australia telah menjadi perintis dalam refarming frekuensi 1800 MHz untuk LTE. Kurang dari setahun setelah peluncuran pertama LTE secara komersial, ekosistem 1800 MHz telah tumbuh dengan cepat.
Penggunaan spektrum 1800 MHz lebih dimungkinkan karena biaya investasi murah, perangkat ponsel yang mendukung spektrum tersebut juga banyak serta pembagian spektrum untuk 3G dengan LTE jadi lebih mudah karena tidak memerlukan spektrum baru.
"Ini membuktikan bahwa penggunaan spektrum yang fleksibel dan netral sangat penting untuk pengembangan dan kesuksesan mobile broadband," tambah Chaisatien.
Saat ini, Ericsson memegang 25 persen dari semua paten utama di LTE. Serta memasok jaringan LTE komersial yang melayani 215 juta dari 325 juta pengguna dalam layanan komersial.
Sekadar catatan, Ericsson melakukan survei kepada 6.600 responden di Indonesia sejak akhir 2011 hingga awal 2012.
Sumber : tekno.kompas.com
Regional Head of ConsumerLab Ericsson Southeast Asia and Oceania, Vishnu Singh menjelaskan kecenderungan pemakaian smartphone di Indonesia dan di negara lain berbeda.
"Penggunaan smartphone di Indonesia masih didominasi untuk SMS dan social media. Sementara pasar lain justru sudah mengarah ke penggunaan aplikasi," kata Singh selepas konferensi pers di ajang International Communication Conference (ICC) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/6/2012).
Lebih jauh Singh menuturkan bahwa penggunaan smartphone di Indonesia hanya digunakan untuk media sosial (66 persen), browsing internet (54 persen), pesan instan/instant messaging (37 persen), menonton video (21 persen) dan download aplikasi (19 persen).
Sementara feature phone lebih banyak digunakan untuk media sosial (14 persen), browsing internet (9 persen), pesan instan/instant messaging (5 persen), menonton video (2 persen), dan download aplikasi (4 persen).
"Penggunaan smartphone yang meningkat juga memicu penggunaan fitur pesan, khususnya pengguna BlackBerry," tambahnya.
Khusus di pesan instan, pengguna smartphone cenderung memakai situs jejaring sosial, terutama Twitter. Namun pesan yang lain, terutama email juga turut mendominasi.
Efeknya penggunaan telepon justru menurun. Begitu juga SMS berbasis teks juga sudah mulai menurun, dan beralih ke pesan instan.
Dengan penggunaan social media yang meningkat, maka kecenderungan untuk permintaan jaringan internet yang cepat juga akan meningkat. Oleh karena itu, operator di tanah air juga mewaspadai tren penggunaan data yang meningkat dengan merilis paket data.
"Pemakaian social media yang meningkat ini juga akan menyebabkan penggunaan jumlah smartphone di tanah air bisa meningkat tiga kali lipat dalam setahun mendatang," tambahnya.
Di sisi lain, para operator juga harus belajar dari negara lain khususnya penggunaan dan memaksimalkan frekuensi 3G dan 4G atau Long Term Evolution (LTE). Hal itu untuk mendukung pertumbuhan pengguna data yang terus meningkat.
Strategic Marketing Manager Ericsson Southeast Asia and Oceania, Warren Chaisatien menjelaskan operator di Indonesia bisa belajar tentang pengalaman sukses refarming spektrum LTE dari Australia.
Australia telah menjadi perintis dalam refarming frekuensi 1800 MHz untuk LTE. Kurang dari setahun setelah peluncuran pertama LTE secara komersial, ekosistem 1800 MHz telah tumbuh dengan cepat.
Penggunaan spektrum 1800 MHz lebih dimungkinkan karena biaya investasi murah, perangkat ponsel yang mendukung spektrum tersebut juga banyak serta pembagian spektrum untuk 3G dengan LTE jadi lebih mudah karena tidak memerlukan spektrum baru.
"Ini membuktikan bahwa penggunaan spektrum yang fleksibel dan netral sangat penting untuk pengembangan dan kesuksesan mobile broadband," tambah Chaisatien.
Saat ini, Ericsson memegang 25 persen dari semua paten utama di LTE. Serta memasok jaringan LTE komersial yang melayani 215 juta dari 325 juta pengguna dalam layanan komersial.
Sekadar catatan, Ericsson melakukan survei kepada 6.600 responden di Indonesia sejak akhir 2011 hingga awal 2012.
Sumber : tekno.kompas.com
Tender 3G Tidak Dipercepat, Akses Internet Akan Lambat
Pemerintah masih mengundurkan rencana tender kanal ketiga (third carrier) frekuensi 3G dari semula April 2012 ke Agustus 2012. Jika tidak dipercepat, maka dikhawatirkan kecepatan internet akan lambat.
Penggagas IndoLTE Forum Heru Sutadi menjelaskan pemakaian dua kanal 3G di masing-masing operator khususnya operator besar saat ini sudah padat. Jika tidak segera mendapatkan kanal ketiga 3G, maka dikhawatirkan akan mengganggu layanan data pengguna bahkan layanan suara (voice) dan pesan singkat.
"Trafik layanan 3G di tiga operator besar sudah padat. November mendatang, trafiknya bisa mencapai 90 persen. Tahun depan bisa macet. Konsumen tidak akan dapat layanan berkualitas termasuk sms, voice maupun internet," kata Heru saat diskusi media di Resto Sere Manis Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Untuk bisa mendapatkan layanan 3G secara optimal, pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika diminta agar segera mempercepat lelang kanal ketiga 3G khususnya di blok 11 dan blok 12.
Hingga saat ini, pemerintah memang masih melakukan persiapan tender kanal ketiga 3G di blok 11 dan blok 12. Ada wacana juga akan menaikkan biaya tender hingga menjadi 200 miliar.
"Sekarang kondisinya sudah akan kritis. Untuk memenangkan kompetisi makanya operator minta tambahan frekensi," tambahnya.
Saat ini, sudah ada empat operator besar yang berminat dalam melisensi teknologi 3G. Misalnya Telkomsel, XL Axiata, Axis Telekom Indonesia dan Hutchison Telekom CP (Tri).
Pemerintah sendiri mengindikasikan akan melakukan tender kanal ketiga 3G pada kuartal III-2012. Namun biaya lelang untuk kanal tersebut sudah naik menjadi Rp 200 miliar.
Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menjelaskan bahwa kenaikan itu sudah didasarkan dengan faktor kekinian.
"Biaya lelang kanal ketiga 3G di blok 11 dan 12 akan menjadi Rp 200 miliar," kata Tifatul.
Lebih lanjut Tifatul menjelaskan harga lelang kanal 3G sebelumnya sekitar Rp 160-175 miliar. Harga tersebut belum termasuk biaya perolehan (up front fee) dan biaya tahunan (annuel fee) kanal 3G.
Meski harga lelang kanal 3G dipatok cukup mahal dibanding tahun sebelumnya, Tifatul menjelaskan operator tidak akan kesusahan untuk memenuhi. Hal itu disebabkan keuntungan operator saat ini juga sudah cukup tinggi dibanding sebelumnya.
"Operator tidak akan repot, pendapatan mereka triliunan kok," jelasnya.
Sumber : tekno.kompas.com
Penggagas IndoLTE Forum Heru Sutadi menjelaskan pemakaian dua kanal 3G di masing-masing operator khususnya operator besar saat ini sudah padat. Jika tidak segera mendapatkan kanal ketiga 3G, maka dikhawatirkan akan mengganggu layanan data pengguna bahkan layanan suara (voice) dan pesan singkat.
"Trafik layanan 3G di tiga operator besar sudah padat. November mendatang, trafiknya bisa mencapai 90 persen. Tahun depan bisa macet. Konsumen tidak akan dapat layanan berkualitas termasuk sms, voice maupun internet," kata Heru saat diskusi media di Resto Sere Manis Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Untuk bisa mendapatkan layanan 3G secara optimal, pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika diminta agar segera mempercepat lelang kanal ketiga 3G khususnya di blok 11 dan blok 12.
Hingga saat ini, pemerintah memang masih melakukan persiapan tender kanal ketiga 3G di blok 11 dan blok 12. Ada wacana juga akan menaikkan biaya tender hingga menjadi 200 miliar.
"Sekarang kondisinya sudah akan kritis. Untuk memenangkan kompetisi makanya operator minta tambahan frekensi," tambahnya.
Saat ini, sudah ada empat operator besar yang berminat dalam melisensi teknologi 3G. Misalnya Telkomsel, XL Axiata, Axis Telekom Indonesia dan Hutchison Telekom CP (Tri).
Pemerintah sendiri mengindikasikan akan melakukan tender kanal ketiga 3G pada kuartal III-2012. Namun biaya lelang untuk kanal tersebut sudah naik menjadi Rp 200 miliar.
Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menjelaskan bahwa kenaikan itu sudah didasarkan dengan faktor kekinian.
"Biaya lelang kanal ketiga 3G di blok 11 dan 12 akan menjadi Rp 200 miliar," kata Tifatul.
Lebih lanjut Tifatul menjelaskan harga lelang kanal 3G sebelumnya sekitar Rp 160-175 miliar. Harga tersebut belum termasuk biaya perolehan (up front fee) dan biaya tahunan (annuel fee) kanal 3G.
Meski harga lelang kanal 3G dipatok cukup mahal dibanding tahun sebelumnya, Tifatul menjelaskan operator tidak akan kesusahan untuk memenuhi. Hal itu disebabkan keuntungan operator saat ini juga sudah cukup tinggi dibanding sebelumnya.
"Operator tidak akan repot, pendapatan mereka triliunan kok," jelasnya.
Sumber : tekno.kompas.com
Langganan:
Postingan (Atom)