NAMA : M.ULYA ASRA
NPM : 54411219
KELAS : 1IA09
LATAR BELAKANG
Pada pembahasan tentang Manusia
Sebagai Makhluk Budaya ini adalah pembahasan dimana dalam setiap Manusia
sebagai makhluk sosial. Dalam hal sosialisasi ada beberapa nilai, salah satunya
adalah nilai Budaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Dalam pembahasan ini akan focus tentang Manusia Sebagai Makhluk
Budaya.
MAKSUD DAN TUJUAN
Mempelajari dan membahas tentang budaya
dalam kehidupan manusia serta hakikat manusia sebagai makhluk budaya.
TEORI
A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta),“mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau
makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
B. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kata
budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta,
karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan
kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu
bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau
kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera.
Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan
tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture,
yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.
Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
C. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia
adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk
lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi.
Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika
moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan
dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia
juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi
semua makhluk Tuhan.
D. Manusia dalam budaya jawa
Filosofi budaya jawa mengajak
siapapun untuk kembali menenggok jati diri, dan mempertanyakan
asal-usulnya di dunia. Seperti yang kita tahu, dalam kosmologi Jawa,
manusia berasal dari tirta sinduretno yang keluar saat pertemuan antara lingga yoni, yang kemudian bersemayam di gua garba. Tirta sinduretno merupakan lambang air mani atau sperma laki-laki.
Dalam budaya Jawa, bertemuanya lingga dan yoni merupakan
proses magis yang penuh spiritualitas. Dalam mistisme Jawa, manusia
tidak hadir sendiri di muka bumi, melainkan berempat. Kita di bumi
memiliki sedulur papat lima pancer yang merupakan saudara empat kita, kelima diri kita sendiri. Sedulur papat lima pancer, merupakan
penghormatan pada orang tua, khususnya ibu yang sudah melahirkan kita
di muka bumi. Yang memberikan kasih sayang tiada habis-habisnya.
Hitungan pasaran yang berjumlah lima menurut kepercayaan Jawa, juga
berdasar pada filosofisedulur papat lima pancer. Filosofi sedulur papat lima pancer mengandung pengertian bahwa badan manusia yang berupa raga, wadag, atau jasad, lahir bersama empat unsur atau roh atau enima yang
berasal dari tanah, air, api dan udara. Empat itu masing-masing
mempunyai kiblat di empat mata arah angin. Dan yang kelima berpusat di
tengah. Persamaan tempat kiblat sedulur papat lima pancer bisa dilihat di bawah ini.
1. Pasaran Legi bertempat di Timur. Satu tempat dengan unsur udara, memancarkan aura putih.
2. Pasaran Paing bertempat di Selatan. Salah satu tempat dengan unsur api, selalu memancarkan aura sinar merah.
3. Pasaran Pon. Bertempat di barat karena tempat dengan unsur air, memancarkan sinar kuning.
4. Pasaran Wage. Bertempat di utara, satu tempat dengan unsur tanah, selalu memancarkan sinar hitam.
5. Kelima. Yaitu Kliwon, bertempat di tengah. Merupakan tempat sukma atau jiwa berada. Memancarkan sinar manca warna.
Dilihat dari penangalan Jawa melalui filosofi sedulur papat lima pancer,dapat diketahui betapa pentingnya pasaran Kliwon, karena berada di tengah atau pusat. Pusat merupakan tempat sukma yang memancarkan perbawa atau pengaruh kepada sedulur papat atau empat saudaranya. Satu peredaran keblat papat kalima pancer, dimulai dari arah timur berjalan sesuai alur perputaran jam dan berakhir di tengah. Jika dianalogikan, sedulur papat lima pancer seperti
ibu yang sedang melahirkan anaknya. Ketika seorang ibu hendak
melahirkan kita, sebenarnya perasaan hati dan badannya menahan
kesakitan marmatrti,melalui dada. Kemudian lahir jabang bayi dari
rahimnya. Setelah itu kaluar ari-ari yang bersifat kuning, lalu keluar
darah yang bersifat merah dan tali pusar yang bersifat hitam. Marmarti, ari-ari, darah dan tali pusar inilah yang kemudian dikenal sebagai keempat saudara kita.
Memahami
manusia melalui sudut pandang mitologi Jawa, ternyata tidak hanya pada
aspek fisiologi, melainkan lebih dari itu. Dunia Jawa merupakan
bentangan mistisme dan mitologi yang penuh kearifan luhur. Namun
ironisnya, segala tradisi kebijaksanaan itu saat ini makin terkikis dan
semakin hilang. Tugas kitalah untuk terus menggali esensi yang ada dalam
simbol-simbol tradisi Jawa, lalu mentransformasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga jaman Kaliyuga yang tengah melanda negeri kita
bisa segera selesai.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
adalah Manusia yang diciptakan untuk menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya
sebagai makhluk Tuhan. Manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral
harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung
jawab agar bermakna bagi kemanusiaan dan lingkungan sekitarnya.
Daftar pustaka:
http://tugas-mrhanz25.blogspot.com/2011/02/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html
http://agtienramadhan.blogspot.com/
http://www.ade-mulyanto.co.cc/
http://agtienramadhan.blogspot.com/
http://www.ade-mulyanto.co.cc/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar