Minggu, 02 Oktober 2011


PEMAHAMAN TENTANG ILMU SOSIAL DASAR

NAMA     :     M. Ulya Asra
NPM        :     54411219
KELAS    :     1IA09 

1.           Pendahuluan

Pengetahuan tentang Ilmu Sosial Dasar adalah hal yang mutlak harus dimiliki oleh setiap manusia baik masyarakat perkotaan (urban) maupun masyarakat pedesaan. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial (homo socius). Artinya, manusia selalu membutuhkan manusia lain untuk menunjang kehidupannya. Oleh sebab itu, kebutuhan manusia akan pengetahuan tentang ilmu sosial sudah sepantasnya sudah terpenuhi oleh setiap individu-individunya.
Menurut saya dewasa ini pengetahuan masyarakat di Indonesia mengenai Ilmu Sosial Dasar cukup rendah, dalam hal ini mungkin banyak yang sepaham dengan saya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permasalahan sosial di lingkungan masyarakat, seperti konflik antar etnis, dan lain-lain. Hal ini mencerminkan betapa rendahnya kesadaran masyarakat akan perlunya pengetahuan dan pemahaman mengenai hubungan sosial, baik dengan sesama manusia maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Disinilah Ilmu Sosial Dasar berperan mendidik masyarakat kita untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan bias menegakkan norma-norma yg berlaku di lingkungannya. Dengan demikian, permasalahan-permasalahan sosial di masyarakat akan berkurang dengan sendirinya. 
Berdasarkan latar belakang yang sudah saya sampaikan di atas, saya mengangkat tema karya tulis ini Peran Ilmu Sosial Dasar dalam Upaya Memberantas Kemiskinan.  Karya tulis ini saya buat tidak hanya untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar, tapi juga untuk meningkatkan pemahaman saya tentang Ilmu Sosial Dasar terutama dalam perannya terhadap upaya mengurangi masalah-masalah sosial dalam masyarakat, terutama kemiskinan.
Adapun apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, harap dimaklumi karena saya sendiri masih belajar, masih jauh dari kesempurnaan.
2.           Teori
Teori Ilmu Sosial Dasar
Teori Ilmu Sosial Dasar sendiri memiliki banyak versi di kalangan para ahli. Berikut ini adalah Ilmu Sosial Dasar menurut beberapa sumber :
·        Suatu disiplin ilmu yang membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Hubungan ini dapat diwujudkan kenyataan sosial dan kenyataan sosial inilah yang menjadi titik perhatiannya. Dengan demikian Ilmu Sosial Dasar memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran kita dalam menghadapi lingkungan sosial (Mukhlish Muchad Fuadi).
·        Suatu ilmu yang mengambil masyarakat atau kehiduapan bersama sebagai objek yang dipelajari. Belum memiliki kaidah dan dalil yang tetap dimana oleh bagian yang terbesar masyarakat, oleh karena itu ilmu ini belum lama berkembang, sedangkan yang menjadi objeknya masyarakat terus berubah. Sifat masyarakat terus berubah-ubah, hingga belum dapat diselidiki dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur dalam kehidupan masyarakat yang lebih mendalam. Lain halnya dengan ilmu pengetahuan alam yang telah lama berkembang, sehingga telah memiliki kaidah dan dalil yang teratur dan diterima oleh masyarakat, dikarenakan objeknya bukan manusia (Soerjono Soekanto).
·        Ilmu sosial adalah bidang keilmuan akademik yang mengeksplorasi aspek-aspek masyarakat manusia (Noam Chomsky).
·        Sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya (Wikipedia)
Dari beberapa pendapat para ahli tadi, kita bisa menarik kesimpulan bahwa, Ilmu Sosial Dasar itu adalah bidang keilmuan yang mengeksplorasi dan hanya berkonsentrasi pada pembicaraan mengenai masyarakat, mulai dari tatanan sosialnya, unsur-unsur dalam kehidupannya, masalah-masalah yang terbentuk di dalamnya, dan lain-lain.
Ilmu Sosial Dasar bukanlah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, tetapi hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya. Hal ini yang justru membedakan Ilmu Sosial Dasar dengan displin ilmu lainnya.
Teori Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan (Wikipedia).
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
·        penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
·        penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
·        penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
·        penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
·        penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

3.           Metodologi
3.1.  Persiapan
·        Studi ini bertema “Peran Ilmu Sosial Dasar dalam Upaya Memberantas Kemiskinan”
·        Di dalamnya menjelaskan tentang apa saja yang dimaksud Ilmu Sosial Dasar, apa yang dimaksud dengan kemiskinan, hubungan Ilmu Sosial Dasar dengan pemberantasan kemiskinan
·        Bahan diambil dari internet, dan buku-buku penunjang. Tidak lupa juga saya menyertakan sumber-sumbernya, untuk menghargai karya-karya mereka yang membantu dalam karya tulis ini
·        Materi nya dipelajari dengan seksama terlebih dahulu, lalu dituangkan dalam karya tulis ini
3.2.   Penyajian Karya Tulis
Setelah semua persiapan selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menyusun tugas ini sesuai dengan sistematikanya.
·        Nama saya M. Ulya Asra, NPM 54411219, kelas 1IA09, Jurusan Teknik Informatika, F.Teknologi Industri, Gunadarma.
·        Karya tulis ini dibagai dalam 6 bagian utama, yaitu : pendahuluan, teori, metodologi, studi kasus, pembahasan, penutup
·        Karya tulis ini dimaksudkan sebagai meningkatkan pemahaman saya tentang Ilmu Sosial Dasar dan pemberantasan masalah-masalah sosial.  Karya tulis ini bertujuan untuk :
Ø  Memenuhi tugas mata kuliah ISD
Ø  Meningkatkan pemahaman saya mengenai ISD, terutama dalam hubungannya dengan upaya pemberantasan masalah sosial, khususnya kemiskinan
·        Dalam membahas tugas ini saya mendapat keuntungan dalam hal peningkatan Ilmu Sosial Dasar, terutama hubungannya dengan pemberantasan kemiskinan. Karya tulis ini juga dibuat sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar
Nafisa Rahmania
4.           Studi Kasus
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Dalam tulisan ini saya mengangkat kaskus kemiskinan yang masih membelit bangsa ini. Salah satu masalah sosial yang rasanya tidak akan pernah pergi dari bangsa kita ini.
4.1     Konsep Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah sosial laten yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan untuk menyibak tirai dan mungkin “misteri” mengenai kemiskinan ini. Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji secara terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama, melainkan pula karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan bahkan kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Meskipun pembahasan kemiskinan pernah mengalami tahap kejenuhan sejak pertengahan 1980-an, upaya pengentasan kemiskinan kini semakin mendesak kembali untuk dikaji ulang.
Kemiskinan merupakan konsep yang berwayuh wajah, bermatra multidimensional. Ellis (1984:242-245), misalnya, menunjukkan bahwa dimensi kemiskinan menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis. Secara ekonomi, kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan sumberdaya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang. Sumberdaya dalam konteks ini menyangkut tidak hanya aspek finansial, melainkan pula semua jenis kekayaan (wealth) yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. Berdasarkan konsepsi ini, maka kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persediaan sumberdaya yang dimiliki melalui penggunaan standar baku yang dikenal dengan garis kemiskinan (poverty line). Cara seperti ini sering disebut dengan metode pengukuran kemiskinan absolut. Garis kemiskinan yang digunakan BPS sebesar 2,100 kalori per orang per hari yang disetarakan dengan pendapatan tertentu atau pendekatan Bank Dunia yang menggunakan 1 dolar AS per orang per hari adalah contoh pengukuran kemiskinan absolut.
Secara politik, kemiskinan dilihat dari tingkat akses terhadap kekuasaan (power). Kekuasaan dalam pengertian ini mencakup tatanan sistem politik yang dapat menentukan kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan menggunakan sumberdaya. Ada tiga pertanyaan mendasar yang bekaitan dengan akses terhadap kekuasaan ini, yaitu (a) bagaimana orang dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada dalam masyarakat, (b) bagaimana orang dapat turut ambil bagian dalam pembuatan keputusan penggunaan sumberdaya yang tersedia, dan (c) bagaimana kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
Kemiskinan secara sosial-psikologis menunjuk pada kekurangan jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan peningkatan produktivitas. Dimensi kemiskinan ini juga dapat diartikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat yang mencegah atau merintangi seseorang dalam memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada di masyarakat. Faktor-faktor penghambat tersebut secara umum meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal datang dari dalam diri si miskin itu sendiri, seperti rendahnya pendidikan atau adanya hambat.
4.2   Kemiskinan di Indonesia

Di Indonesia sendiri, di Jakarta contohnya, pendekatan konvensional yang paling popular dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah menggusur pemukiman kumuh dan kemudian diganti oleh kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih bermartabat. Cara seperti ini yang sering disebut pula sebagai peremajaan kota bukanlah cara yang berkelanjutan untuk menghilangkan kemiskinan dari perkotaan.
Kemiskinan dan kualitas lingkungan yang rendah adalah hal yang mesti dihilangkan tetapi tidak dengan menggusur masyarakat yang telah bermukim lama di lokasi tersebut. Menggusur secara paksa adalah hanya sekedar memindahkan kemiskinan dari lokasi lama ke lokasi baru dan kemiskinan tidak akan pernah berkurang. Bagi orang yang tergusur malahan penggusuran ini akan semakin menyulitkan kehidupan mereka karena mereka mesti beradaptasi dengan lokasi pemukimannya yang baru dan penggusuran secara paksa bahkan sampai dengan adanya unsur anarkisme itu adalah melanggar hak asasi manusia yang paling hakiki dan harus dihormati bersama.
Di Amerika Serikat, pendekatan peremajaan kota sering digunakan pada tahun 1950 dan 1960-an.2Pada saat itu pemukiman-pemukiman masyarakat miskin di pusat kota digusur dan diganti dengan kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih baik. Peremajaan kota ini menciptakan kondisi fisik perkotaan yang lebih baik tetapi sarat dengan masalah sosial. Kemiskinan hanya berpindah saja dan masyarakat miskin yang tergusur semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan karena akses mereka terhadap pekerjaan semakin sulit.
Peremajaan kota yang dilakukan pada saat itu sering kali disesali oleh para ahli perkotaan saat ini karena menyebabkan timbulnya masalah sosial seperti kemiskinan perkotaan yang semakin akut, gelandangan dan kriminalitas. Menyadari kesalahan yang dilakukan masa lalu, pada awal tahun 1990-an kota-kota di Amerika Serikat lebih banyak melibatkan masyarakat miskin dalam pembangunan perkotaannya dan tidak lagi menggusur mereka untuk menghilangkan kemiskinan di perkotaan.
Kalau diIndonesia, paling sedikit kami menemukan dua masyarakat miskin di Jakarta yang melakukan aktivitas hijau untuk meningkatkan kualitas lingkungan sembari menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat miskin. Seperti dapat ditemui di Indonesia’s Urban Studies, masyarakat di Penjaringan, Jakarta Utara dan masyarakat kampung Toplang di Jakarta Barat mereka mengelola sampah untuk dijadikan kompos dan memilah sampah nonorganik untuk dijual.
Aktivitas hijau di Penjaringan, Jakarta Utara dilakukan melalui program Lingkungan Sehat Masyarakat Mandiri yang diprakarsai oleh Mercy Corps Indonesia. Masyarakat miskin di Penjaringan terlibat aktif tanpa terlalu banyak intervensi dari Mercy Corps Indonesia. Program berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan kumuh di Penjaringan. Masyarakat di Penjaringan sangat antusias untuk melakukan kegiatan ini dan mereka yakin untu mampu mendaurlang sampah di lingkungannya dan menjadikannya sebagai lapangan pekerjaan yang juga akan berkontribusi untuk mengentaskan kemiskinan di lingkungannya.
Cara untuk mengatasi kemiskinan dan rendahnya kualitas lingkungan permukiman masyarakat miskin adalah tidak dengan menggusurnya. Penggusuran hanyalah menciptakan masalah sosial perkotaan yang semakin akut dan pelik. Penggusuran atau sering diistilahkan sebagai peremajaan kota adalah cara yang tidak berkelanjutan dalam mengatasi kemiskinan.
Aktivitas hijau3seperti yang dilakukan oleh masyarakat Penjaringan dan Kampung Toplang merupakan bukti kuat bahwa masyarakat miskin mampu meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan juga mengentaskan kemiskinan. Masyarakat miskin adalah salah satu komponen dalam komunitas perkotaan yang mesti diberdayakan dan bukannya untuk digusur. Solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi kemiskinan dan pemukiman kumuh di perkotaan adalah pemberdayaan masyarakat miskin dan bukanlah penggusuran.
Lain lagi kemiskinan yang terjadi di masyarakat Flores, bagi masyarakat Flores kemiskinan merupakan sebuah fakta. Ini muncul dalam berbagai aspek dan bentuk kehidupan masyarakat sehingga menjadi sebuah persoalan yang pelik dan serius. Menyoal kemiskinan, lantas membedahnya dan menemukan solusi pengentasannya bagai mengurai benang kusut yang sangat rumit untuk diselesaikan.
Secara alamiah daerah Flores termasuk daerah yang gersang dan tandus. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena fakta membuktikan curah hujan yang rendah dan musim panas yang panjang. Problem alamiah ini diperparah dengan keadaan geografis Flores yang tergolong rentan akan bencana alam. Berangkat dari latar belakang ini, sebetulnya keadaan sosial-ekonomi masyarakat Flores sudah bisa diukur. Hampir sebagian besar masyarakat Flores bertani secara musiman, dan amat tergantung pada hasil pertanian jangka panjang. Sementara yang menetap di pesisir pantai menggantungkan hidupnya pada hasil tangkapan laut. Dari sini dapat diukur kemampuan ekonomi rata-ratanya, bahwa pendapatan perkapita sangat rendah dan masih terbilang berada di bawah garis kemiskinan.
5.           Penutup

Kesimpulan

Dari karya tulis ini bisa disimpulkan bahwa :
Ø Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya
Ø Ilmu Sosial Dasar memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam mengatur tatanan sosial nya
Ø Dengan pemahaman mengenai Ilmu Sosial Dasar yg baik, masyarakat di Indonesia dapat mengurangi masalah-masalah sosial di lingkungannya, termasuk kemiskinan
Demikian yang dapat saya jelaskan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam tulisan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar